Minggu, 17 April 2011


Perbedaan Staff dan Worker


Menurut saya, Staff adalah Seorang yang bekerja dikantor atau seseorang yang mempunyai keahlian khusus atau keterampilan di bidang perkantoran. 

Contoh staff administrasi dan staff keuangan. Staff administrasi yaitu staff yang mempunyai keahlian dibidang administrasi, bereda dengan staff keuangan yang hanya mempunyai keahlian dalam mengelola di bidang keuangan. Setiap bidang mempunyai keahliah dan keterampilan di bidang yang berbeda-beda. Jadu setiap staff mempunyai keahlian dan pengetahuan masing-masing.

Dan sedangkan Worker adalah Seorang yang bekerja tetapi mempunyai keahlian atau keterampilan dan tidak perlu bersyarat berpendidikan tinggi karena dia tidak harus mempunyai keahlian khusus seperti staff.

Jumat, 15 April 2011

Kenaikan Harga Pangan Di Indonesia
Indonesia terkena musibah yang kemungkinan besar akan menambah ruet pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya. Upaya pemerintah dalam menuntaskan kemiskinan juga akan semakin sulit. Belakangan musibah baru yang tak terelakkan adalah musibah kenaikan bahan pangan. Kenaikan harga ini akan menambah beban pemerintah Indonesia dalam usaha mengurangi jumlah kemiskinan di Negara ini. Sebagian besar masyarakat Indonesia akan merasa terpukul dengan adanya kenaikan bahan pangan ini. Hal ini mengingat sebagian besar penduduk Indonesia berada dijalur kemiskinan.

Masalah ini bertambah rumit karena mayoritas yang mengalami kenaikan harga adalah dari golongan bahan pokok. Laporan dari Food and Agriculture Organization (FAO) menyebutkan bahwa kenaikan harga pangan saat ini adalah yang paling tinggi sejak 1990. Tercatat kenaikannya yaitu mencapai 231 poin atau naik 3,4 persen dibanding Desember 2010. Diantaranya yaitu sebanyak 12 jenis komoditas pangan pokok mengalami lonjakan, tiga diantaranya melonjak di atas 90 persen. Harga cabe rawit antara Januari 2010 dengan Januari 2011 meningkat paling tinggi dibandingkan komoditas pangan lainnya, yakni 341,23 persen menjadi Rp 63.424 per kilogram atau kg. Harga beras umum antara Januari 2010 dengan Januari 2011 naik 22,74 persen menjadi Rp 9.200 per kg, sedangkan harga beras termurah juga dilaporkan naik 22,6 persen menjadi Rp 7.452 per kg. Adapun harga minyak goreng umum antara Januari 2010 dengan Januari 2011 dilaporkan naik 14,71 persen menjadi Rp 11.707 per liter, sedangkan harga minyak goreng curah meningkat 6,8 persen menjadi Rp 11.466 per liter.

Permasalahan ini juga akan memicu terjadinya inflasi yang akan membahayakan bagi perekonomian Indonesia. Dan hal ini Diperparah dengan nilai tukar rupiah yang semakin merosot. Apabila Inflasi yang terjadi saat ini tidak segera dilakukan tindakan penyelesaiannya, maka dikhawatirkan akan terus menjadi tekanan terjadinya inflasi yang semakin besar dimasa mendatang. Karena itu harus segera dilakukan tindakan penyelamatan terhadap system perekonomian Indonesia.

Usaha yang telah dilakukan pemerintah saat ini adalah melalui Bank Indonesia. Untuk mengurangi dampak yang begitu besar terhadap system perekonomian Indonesia, BI sebenarnya sudah melakukan usaha-usaha preventing. Diantaranya adalah untuk menaikkan nilai tukar rupiah BI selaku lembaga independent yang berhak mengatur peredaran keuangan di Indonesia telah menaikkan suku dari 6,5% menjadi 6,75%. Namun usaha tersebut hanya akan berpengaruh pada golongan masyarakat yang bergerak dibidang Industri. Sementara itu, permasalahan kenaikan bahan pangan ini lebih banyak dirasakan oleh masyarakat miskin yang penghasilannya dibawah rata-rata UMR.

Tingginya harga bahan pangan di pasar dunia berimbas pada semakin buruknya kondisi perekonomian nasional indonesia. Kondisi ini diperburuk dengan adanya bencana banjir yang terjadi di beberapa daerah yang mengakibatkan terhambatnya panen dan proses produksi bahan pangan dalam negeri. Hal ini jika lama dibiarkan akan menimbulkan ketidakcukupan bahan produksi hingga ketidakstabilan ekonomi pun akan terjadi kembali.

Kenaikan harga pangan sangat memberatkan sebagian besar masyarakat, terutama bagi kalangan menengah ke bawah. Akibatnya program pengentasan kemiskinan pun akan semakin berat dan upaya masyarakat menuai kesejahteraan hidup semakin terpuruk.

Harga pangan yang semakin melonjak menyebabkan meningkatkan inflasi, karena bahan pangan mempunyai bobot tertinggi dalam perhitungan inflasi. Inflasi Januari 2008 lebih tinggi dibandingkan Januari tahun-tahun sebelumnya. Data BPS menunjukkan, sumbangan bahan pangan terhadap inflasi mencapai 0,74 persen (www.sinarharapan.co.id ) Dari 0,74 persen sumbangan pangan terhadap inflasi, sebesar 0,27 persen disumbang dari beras. Khusus untuk kasus beras pemerintah perlu segera membuat antisipasi yang lebih baik. Sebab bila tidak maka harga beras akan meningkat cepat. Produksi beras saat ini akan terjadi penurunan akibat banyaknya lahan pertanian yang mengalami kebanjiran. Dan diperkirakan pada 2009-2010 Indonesia akan krisis beras.

Perlu diketahui bahwa krisis pangan di Indonesia, yang dapat mengancam perekonomian, adalah gejala dunia, bukan khas Indonesia. Dengan jumlah penduduk 6,3 miliar jiwa, dunia kini dan mendatang akan menghadapi masalah ketahanan pangan. Kebutuhan pangan konsumsi bangsa ini sekitar 60-70 persen berasal dari Impor (www.beritasore.com ), untuk itu pemerintah perlu mewaspadai hal ini.

Oleh karena itu, kenaikan harga pangan ini perlu mendapat perhatian dan fokus utama dalam agenda kerja pemerintah. Karena ini sangat berhubungan dengan hajat hidup orang banyak dan sangat urgen bagi kelangsungan kehidupan rakyat kecil. Untuk mengatasi kenaikan harga pangan, ada beberapa hal tindakan yang dapat dilakukan, diantaranya melalui upaya jangka pendek dan jangka menengah.

Salah satu upaya mengatasi kenaikan harga pangan dalam jangka pendek adalah melalui upaya pengaktifan peran Bulog. Hal ini sangat penting untuk menstabilkan harga bahan pangan dan melindungi kepentingan petani sebagai produsen yang rentan terhadap fluktuasi harga. Impor bahan pangan pada umumnya dapat menstabilkan harga dalam jangka pendek namun akibatnya menekan petani produsen. Jika saja Bulog dapat berperan dalam menstabilkan harga dan mengurangi penyalahgunaan untuk kepentingan tertentu, maka kehadirannya menjadi penting.

Selain itu pemerintah hendaknya melakukan kerja sama dengan sejumlah asosiasi produsen makanan dan minuman (termasuk juga dengan Bulog) dalam hal pengendalian harga beras. Hal ini dapat dilakuakan dengan melaksanakan operasi pasar dan operasi stabilisasi harga (OSH) di beberapa kelurahan untuk menekan gejolak harga. yang melibatkan para pedagang yang bersangkutan.
Upaya mengandalkan kebijakan perdagangan untuk menstabilkan harga bahan pangan bukanlah kebijakan strategis, tetapi bersifat temporer. Kebijakan strategis dalam jangka menengah adalah meningkatkan produksi bahan pangan terutama beras, jagung, dan kedelai. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus lebih fokus dalam meningkatkan produksi pangan. Program ekstensifikasi, maupun intensifikasi melalui penyediaan bibit unggul, kredit, dan penyuluhan juga sangat penting untuk ditingkatkan. Tentu untuk meningkatkan produksi domestik tak bisa dilakukan dalam sekejap. Berbagai tahapan perlu dikaji dan dilakuakn. Bibit unggul harus disediakan, lahan pertanian di luar Jawa harus dibuka lebih luas, dan petani di Jawa terpakasa harus ditransmigrasikan. Pembangunan sektor pertanian pun sebaiknya dilakukan melalui pendekatan agrobisnis agar produksi pertanian mempunya value edit dan nilai jual yang tinggi.

Selain itu, penciptaan lapangan kerja bidang perpanganan juga merupakan cara yang tepat untuk mengatasi dampak kenaikan harga pangan. Pasalnya, pemberian subsidi pangan, hal itu juga tidak dimungkinkan karena subsidi pemerintah terbatas. Dengan adanya penciptaan lapangan kerja baru diharapkan akan mendorong sejumlah institusi dan masyarakat untuk meningkatkan produksi dalam negeri. Tentu saja peningkatan produksi tidak dapat mengandalkan kegiatan produksi petani berlahan kecil. Dan hal ini harus disertai dengan beberapa kajian mendalam terutama mengenai masalah teknis dan managerialnya.

Dorongan bagi perusahaan besar untuk aktif dalam kegiatan produksi pangan perlu juga diberikan. Kedaulatan pangan harus menjadi program prioritas pemerintah. Ketergantungan terhadap impor pangan harus secepatnya dikurangi atau membebaskan impor dan pengurangi PPN bahan pangan. Kalau saat ini kita masih bisa melakukan impor, hal itu mungkin akan sulit untuk dilakukan dalam lima sampai sepuluh tahun mendatang. Semoga dengan melakukan beberapa upaya di atas dan dengan kerja sama berbagai pihak, kita bisa mengatasi kenaikan pangan hingga perekonomian nasional pulih kembali.

Sumber permasalahan yang paling utama terjadinya lonjakan harga bahan pangan ini sebenarnya adalah dikarenakan menipisnya stok bahan pangan di Indonesia. Banyaknya persentase kegagalan panen petani-petani di Negara ini memantik menipisnya pasokan bahan pangan di pasaran. Sedangkan permintaan akan bahan pangan tetap saja tinggi. Hal ini menyebabkan harga untuk bahan pangan melonjak tajam.

Karena itulah sebenarnya petani adalah kunci dari penyelesaian melonjaknya harga pangan ini. Seharusnya yang dilakukan oleh pemerintah adalah meningkatkan perhatian kepada para petani miskin yang ada di Negara ini. Hal ini dikarenakan kegagalan-kegagalan yang dialami oleh para petani di Negara ini adalah dikarenakan modal yang dimiliki oleh mereka tidak mencukupi untuk sekedar melindungi tanaman pangan yang telah ditanam. Hal ini berarti pemerintah seharusnya menyediakan kemudahan bagi para petani miskin untuk melakukan pinjam meminjam modal untuk mengelola pertanian di Indonesia.
Penyuluhan yang dilakukan rutin terhadap kelompok tani di Indonesia merupakan salah satu langkah penting lainnya dalam mengatasi lonjakan harga bahan pokok dipasaran. Penyuluhan ini berisi tentang bagaimana cara bercocok tanam yang baik dengan mengutamakan kualitas dan kuantitas produksi pertanian. Selain itu dipenyuluhan ini pemerintah bisa memberikan informasi-informasi penting tentang keadaan iklim terbaru. Hal ini mengingat sebagian besar petani di Negara ini masih menganut system kuno dalam bertani. Contohnya adalah dalam penentuan waktu mulai menanam, sedangkan saat ini telah terjadi sedikit pergeseran musim di seluruh dunia. Berdasarkan data dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) pada tahun 2007, penentuan perubahan musim hujan ke musim kemarau dan sebaliknya telah terjadi sedikit pergeseran dibandingkan masa-masa terdahulu. Hal ini akan sangat berbahaya terhadap hasil pertanian apabila petani kita tidak menyadari akan hal ini dan masih tetap berpegangan pada pedoman lama.

Usaha perbaikan lingkungan juga akan menjadi solusi bagi permasalahan yang ada. Karena kita ketahui bersama perubahan-perubahan iklim dan pergeseran musim tersebut terjadi akibat rusaknya kondisi lingkungan. Bila kondisi lingkungan ini berhasil distabilkan kebali, maka petani tidak perlu susah-susah lagi untuk menyesuaikan dengan system bercocok tanam yang baru. Usaha perbaikan lingkungan ini memang seharusnya tidak hanya bergantung pada pemerintah, campur tangan aktif kita dalam memperbaiki lingkungan juga akan sangat membantu sangat significant.

Apabila semua permasalahan tentang petani tersebut bisa segera diselesaikan maka secara langsung akan membawa dampak bagus bagi kondisi harga bahan pangan di pasaran. Persediaan bahan pangan akan kemabali mencukupi dan ini akan mengakibatkan secara perlahan kondisi harga bahan pangan akan kembali stabil. Stabilnya harga bahan pangan juga akan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia yang sebagian besar memilki ekonomi rata tengah ke bawah.


Sumber :



COMMENT/OPINION

According to our group, rising food prices is no longer a strange thing, because these event has  often occurred. However, rising food prices in 2011 has exceeded reasonable limits where the increase is highest during the last decade. Of course, it is very disturbing residents, because this increasing occur in basic foodstuffs.

The increase in food prices can have a major impact for the people and also the Indonesian economy. People will certainly feel uneasy, because they will find it difficult to meet food needs, especially for the middle to lower. Because of some basic foodstuffs, such as cayenne pepper, rice and cooking oil has increased nearly 90 percent. Surely they have no other choice, with the same income they have to meet the needs of a price increase. Of course, this condition can also result in increasing levels of poverty.

Increasing food price in this year caused by several things. The main factor is the presence of flood disasters that hit Indonesia. Flooding caused crop failures, so that the supply of basic needs is greatly reduced. Of course this is potentially increasing prices, as economic principles, if it needs a bit much than the availability of goods , then prices will rise. Another thing that causes the increase in food prices is a decline in the rupiah. Availability within the city, which is inadequate, resulting in Indonesia became the country of importation of basic commodities, like rice. Decreasing rupiah value will
cause the increasing of imported goods.

In our opinion, these food price increases should not be allowed to drag on. Because it would endanger the welfare of society and economy of Indonesia. The increase in food prices could lead to hunger and increasing poverty rates. The increase in food prices will trigger a inflansi which could lead to economic instability. Governments must take action quickly, so this condition is not getting worse, and conditions of the Indonesian people can recover. And in the long term we expect to be back in the glory of the past, where we can become self-sufficient in rice country and no longer need to fear food shortages and rising food prices are prolonged.



SOLUTION

To solve increasing food price, we must investigate the main cause of this incident. In 2011, increasing food prices is more due to the failure of crops due to flood events. So should we try to crop failure does not happen again. One way is by providing information to farmers, how to deal with this condition. Farmers need to be given the knowledge about climate change in Indonesia right now, so that they can understand when the time to plant seeds and get the harvest. So that they don’t need to be afraid about crop failure. If the harvest is successful, then the likelihood of rising food prices will be very small.

Apart from providing information, the government should also provide capital assistance to farmers. So they are more able to increase its business. Perhaps with the assistance they can buy fertilizer and improve the quality of the harvest. If the quality of our harvest is good, the people of Indonesia no longer need to fear food shortages and price increases. may be with this condition we can repeat the achievements of the past, as the country self-sufficient in rice. If this condition is met, we no longer need fear the changes in world food prices, because we no longer need to import rice from outside. And rising food prices can be minimized.

OPINI

Menurut kelompok kami, kenaikan harga pangan bukan lagi suatu hal yang aneh, karena peristiwa ini sudah sering terjadi. Akan tetapi kenaikan harga pangan pada tahun 2011 sudah melampui batas kewajaran dimana  kenaikannya  paling tinggi selama satu dasawarsa terakhir. Hal ini tentu saja sangat meresahkan warga, karena kenaikan ini justru terjadi pada bahan makanan pokok.
Kenaikan harga pangan ini dapat berdampak besar bagi rakyat dan juga perekonomian Indonesia. Rakyat tentunya akan merasa resah, karena mereka akan merasa kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pangan, terutama bagi kalangan menengah ke bawah. Karena beberapa bahan makanan pokok, seperti cabe rawit, beras dan minyak goreng mengalami kenaikan hampir 90 persen.  Tentunya mereka tidak mempunyai pilihan lain, dengan pendapatan yang sama mereka harus memenuhi kebutuhan dengan harga yang meningkat. Tentunya kondisi ini  juga bisa berakibat pada meningkatnya angka kemiskinan.
Kenaikan harga pangan pada tahun ini disebabkan oleh beberapa hal. Faktor utama adalah adanya bencana banjir yang melanda Indonesia. Banjir mengakibatkan kegagalan panen, sehingga persediaan kebutuhan pokok berkurang drastis. Tentunya hal ini sangat berpotensi meningkatkan harga, sesuai dengan prinsip ekonomi, jika kebutuhan banyak dan ketersediaan barang sedikit, maka harga akan naik.  Hal lain yang menyebabkan kenaikan harga pangan adalah menurunnya nilai tukar rupiah. Ketersediaan dalam negri yang tidak mencukupi, mengakibatkan Indonesia menjadi negera pengimpor bahan kebutuhan pokok, seperti beras. Nilai tukar rupiah yang menurun tentunya akan mengakibatkan harga barang impor menjadi meningkat.
Menurut kami, kenaikan harga pangan ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Karena akan membahayakan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian bangsa Indonesia. Kenaikan harga pangan bisa mengakibatkan kelaparan dan meningkatkan harga kemiskinan. Kenaikan harga pangan akan memicu terjadinya inflansi yang bisa mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi. Pemerintah harus mengambil tindakan secara cepat, agar kondisi ini tidak semakin memburuk dan kondisi rakyat Indonesia bisa kembali pulih. Dan dalam jangka panjang diharapkan kita bisa kembali pada kejayaan masa lalu, dimana kita bisa menjadi negara swasembada beras dan tidak perlu lagi takut akan kekurangan pangan serta kenaikan harga pangan yang berkepanjangan.


Solusi :

Untuk mengatasi kenaikan harga pangan ini, maka kita harus menyelidiki penyebab utama peristiwa ini. Pada tahun 2011, kenaikan harga pangan lebih disebabkan oleh gagalnya panen akibat peristiwa banjir. Jadi seharusnya kita berusaha agar kegagalan panen tidak terjadi lagi. Salah satu caranya adalah dengan memberikan penyuluhan kepada petani, bagaimana menghadapi kondisi ini. Petani perlu diberi pengetahuan tentang perubahan iklim di Indonesia sekarang, sehingga mereka bisa mengerti kapan waktu yang tetap untuk melakukan penanaman benih dan mendapatkan hasil panen. Sehingga mereka tidak perlu lagi takut untuk gagal panen. Jika panen berhasil, maka kemungkinan terjadinya kenaikan harga pangan akan kecil sekali.

Selain memberikan penyuluhan, pemerintah hendaknya juga memberikan bantuan modal kepada petani. Sehingga mereka lebih bisa meningkatkan usahanya. Mungkin dengan bantuan tersebut mereka bisa membeli pupuk dan meningkatkan kwalitas hasil panen. Jika kwalitas hasil panen kita bagus, masyarakat Indonesia tidak perlu lagi untuk takut kekurangan pangan dan mengalami kenaikan harga. Bisa jadi dengan kondisi ini kita bisa mengulangi prestasi di masa lalu, sebagai negara swasembada beras. Jika kondisi ini terpenuhi, kita tidak perlu lagi takut akan perubahan harga pangan di dunia , karena kita tidak perlu lagi mengimpor beras dari luar.  Dan kenaikan harga pangan bisa diminimalisir.


KELOMPOK:
·      MAULANA AZIS                   (14210263)                             
·      NORMAN ARIOWIBOWO   (15210036)
·      DELVIRA PUSPITASARI      (11210774)
·      INDRA PRIMA  PUTRA        (13210533)
·      DIMAS  ALDINO Y.R           (19210248)
·      MUHAMMAD HAIKAL        (14210709)

KELAS : 1EA09
UNIVERSITAS GUNADARMA
ATA 2010/2011
Lagi, Kenaikan Harga Sembako
Kamis, 23 Desember 2010

Di tengah-tengah kemeriahan memberi dukungan kepada Tim Nasional di piala AFF Suzuki 2010, ibu-ibu rumah tangga di Indonesia dipaksa menjerit akibat kenaikan harga kebutuhan pokok yang selangit, terutama cabe, bawang, dan beras.
Di beberapa pasar tradisional, harga cabai rawit bisa menembus harga Rp60 ribu per-kilogram, padahal sebelumnya hanya berkisar Rp12-15 ribu. Di Kabupaten Jember, Jawa Timur, cabai rawit naik menjadi Rp. 50 per kilogrmnya. Sedangkan di Palangkaraya, harga cabai naik 250 persen atau seharga Rp. 70 ribu. Kenaikan seperti ini terjadi merata di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Kenaikan harga komoditas lain yang sangat mencolok adalah beras. Bahkan, dengan alasan menekan harga beras yang sangat tinggi di pasar, pemerintah akan mengimpor beras dari luar sebanyak 600 ribu ton.
Alasan yang kembali dipergunakan sebagai tameng oleh pemerintah adalah persoalan alam dan faktor memasuki hari besar/hari raya. Seperti harga cabe, misalnya, pemerintah beralasan bahwa kenaikan harga cabe disebabkan oleh gagal panen di sejumlah tempat akibat curah hujan yang tinggi. Selain itu, pemerintah menyatakan bahwa hari raya, khususnya natal dan tahun baru, telah memicu permintaan sehingga terjadi kenaikan harga.
Kedua faktor di atas, tidak dapat dipungkiri lagi, memang sangat mempengaruhi pasokan barang sembako dan harganya. Akan tetapi, ada satu faktor yang sangat kunci dan tidak pernah disebutkan oleh pemerintah, yaitu penyerahan harga sembako pada mekanisme pasar.
Pada kenyataannya, seringkali terjadi barang pokok itu mengalami surplus, dan harganya sangat murah di tingkat produsen, tetapi di pasar harganya sangat tinggi. Seperti terjadi di Pekanbaru, Riau, misalnya, ketika harga sayur di pasar sedang melonjak naik, harga jual sayur para petani justru merosot, yaitu dari harga Rp 600-700 perikat menjadi Rp 400-500 perikat.
Begitu juga dengan harga beras, yang momen kenaikan harganya justru bersamaan dengan saat produksi beras mengalami surplus. data Biro Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, tahun 2009 terjadi produksi 65-68 Gabah Kering Giling (GKG) setara dengan 40-41 juta ton beras. Sementara itu, konsumsi nasional, dari rumah tangga dan industri sebesar 30,25 juta ton beras. Dengan demikian, terjadi surplus beras di dalam negeri sebesar 8-9 juta ton.
Pemerintah memang menginginkan harga berbagai komoditas di dalam negeri, sebagaimana dianjurkan oleh lembaga-lembaga perdagangan imperialis, diserahkan kepada mekanisme pasar sepenuhnya agar harganya bisa sama dengan harga komoditi internasional, termasuk pangan.
Itulah mengangap kenaikan harga produk pertanian, seperti bawang, cabe, dan beras, tidak membawa keuntungan apapun bagi petani. Para petani tetap dipaksa menjual komoditi pertanian mereka dengan harga yang dipatok rendah, tetapi mekanisme pasar telah melambungkan harganya berkali-kali lipat.
Padahal, masalah harga sembako merupakan isu yang sangat vital, terutama karena menyangkut soal perut ratusan juta rakyat. Seharusnya, dengan berbagai potensi sumber daya yang kita miliki, rakyat kita tidak perlu menjerit karena kenaikan harga sembako.
Oleh karena itu, sudah saatnya pemerintah turun tangan untuk mengendalikan pasar, terutama mengatur distribusi dan harga kebutuhan pokok. Pemerintah bisa mencontoh apa yang dilakukan presiden Chaves di Venezuela, yaitu mendirikan depot-depot sembako di pemukiman rakyat, yang memungkinkan hasil produksi petani berhubungan langsun dengan konsumen. Karena berhasil memangkas jalur distribusi dan birokrasi, maka harganya pun bisa murah, apalagi jika pemerintah bisa mensubsidi sektor pertanian dan proses distribusi.

SUMBER :


COMMENT
Increasing food price in this year caused by several things. The main factor is the presence of flood disasters that hit Indonesia. Flooding caused crop failures, so that the supply of basic needs is greatly reduced. Of course this is potentially increasing prices, as economic principles, if it needs a bit much than the availability of goods , then prices will rise. Another thing that causes the increase in food prices is a decline in the rupiah. Availability within the city, which is inadequate, resulting in Indonesia became the country of importation of basic commodities, like rice. Decreasing rupiah value will
cause the increasing of imported goods.
In my opinion, these food price increases should not be allowed to drag on. Because it would endanger the welfare of society and economy of Indonesia. The increase in food prices could lead to hunger and increasing poverty rates. The increase in food prices will trigger a inflansi which could lead to economic instability. Governments must take action quickly, so this condition is not getting worse, and conditions of the Indonesian people can recover.